Zat radioaktif yang mengandung Cesium-137 dan Yodium-121, misalnya,
ditemukan pada jarak 97 kilometer dari reaktor Fukushima. Daerah
terkontaminasi ini lebih jauh daripada yang diperkirakan sebelumnya,
yang ditaksir hanya mencakup radius 20 kilometer.
Angin
yang bergerak ke arah selatan, lalu berbelok ke barat, membuat beberapa
negara waswas. Rusia mengecek tingkat radiasi wilayahnya setiap jam.
Sebanyak 17 awak kapal induk Amerika Serikat, USS Ronald Reagan, bahkan
telah terpapar radiasi meski dalam tingkat rendah. Mereka baru saja
pulang dalam misi penyelamatan korban bencana dengan menumpang tiga
helikopter.
"Belum ada kontaminasi lebih jauh yang terdeteksi," kata juru bicara
kapal induk, Jeff A. Davis, di Jepang. Baju ke-17 awak itu pun segera
dibakar. Kapal armada ke-7 Amerika yang berada 100 mil timur laut dari
pembangkit itu kemudian menjauh.
Prancis
meminta warganya meninggalkan area Tokyo yang berjarak 250 kilometer
dari Fukushima "dalam beberapa hari". Mereka memperingatkan radiasi
nuklir dapat mencapai kota itu dalam "beberapa jam". "Sepertiga staf
kami telah berangkat," ujar Stefan Huber, Wakil Kepala Delegasi Uni
Eropa di Jepang.
Ledakan
kedua ini terjadi pada pembangkit ketiga dari 10 reaktor yang ada di
Fukushima. Pembangkit pertama meledak Sabtu lalu. Menteri-Sekretaris
Kabinet Jepang Yukio Edano mengatakan ledakan itu terjadi sebagai risiko
upaya pendinginan yang dilakukan dengan mengalirkan air laut ke reaktor
secara langsung karena sistem pendinginnya rusak akibat gempa 8,9 skala
Richter, Jumat lalu. Upaya ini menimbulkan reaksi yang menghasilkan
hidrogen ke udara sehingga menimbulkan ledakan saat bertemu dengan
oksigen di atmosfer.
Edano
menyatakan reaktor pada pembangkit ketiga masih aman dan radiasi yang
keluar masih dalam level yang sangat rendah. Sebanyak 22 orang
dinyatakan terpapar radiasi. Adapun jumlah korban tewas akibat gempa dan
tsunami diperkirakan lebih dari 10 ribu orang.
Kamis, 31 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)








0 komentar:
Posting Komentar